Sinyal Blockchain dari Salesforce

Salesforce, perusahaan penyedia layanan komputasi awan (cloud computing) semakin kepincut dengan kehandalan teknologi blockchain, yang aslinya dibuat oleh Satoshi Nakamoto pada sistem uang elektronik peer-to-peer Bitcoin pada tahun 2008.

Buktinya, belum lama ini Salesforce mengumumkan telah meluncurkan layanan blockchain-as-a-service yang memungkinkan penggguna membuat aplikasi lebih mudah dengan aspek pengkodingan yang tak rumit.

Peluncuran ini menandai akhir dari hasil penelitian dan ujicoba Salesforce terhadap blockchain dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Dengan langkah ini praktis Salesforce akan bersaing dengan perusahaan lain, seperti IBM, Microsoft dan Amazon di produk serupa.

Pasalnya perusahaan-perusahan besar itu mengenali potensi besar blockchain demi efisiensi dalam transaksi data, sekaligus sebagai sistem pembayaran yang murah dan cepat. Lagipula sektor rantai pasokan, misalnya logistik adalah sektor yang sangat penting bagi diterapkannya blockchain.

Hasil penelitian Gartner 2019 menyebutkan, sekitar 4 persen dari 3 ribu perusahaan mengakui blockchain sebagai faktor perubahan di bisnis mereka. Hal itu juga ditegaskan oleh International Data Corporation (IDC), bahwa sejumlah proyek perusahaan akan merogoh kocek hingga US$12,4 miliar pada tahun 2022 untuk pengadaan peranti keras blockchain, berikut peranti lunak dan layanan digital terkait.

Namun, mengingat teknologi blockchain publik yang bersifat transparan agak sulit digunakan di tataran korporasi, maka Salesforce memilih menggunakan teknologi blockchain Hyperledger Sawtooth yang turut dikembangkan oleh Linux Foundation bersama IBM. Hanya saja Salesforce mengembangkannya lebih lanjut, sehingga pengguna yang tak terlampau mahir dalam pengkodingan, dapat dengan mudah membuat aplikasi di atasnya. []

 

Be the first to write a comment.

Your feedback