Virus Corona dan Sentimen Negatif Bitcoin

Virus Corona yang berasal dari Wuhan kian menghebohkan warga planet Bumi. Kabar itu merebak sejak 19 Januari 2020, hampir bersamaan dengan momen sentimen negatif terhadap Bitcoin. Sejak tanggal itu pula Bitcoin ambruk dari kisaran US$9.100 hingga hari ini, Jumat, 24 Januari 2020 menjadi US$8.328.

Pasar saham di tingkatan global memang masih di kisaran mendatar meresons wabah Virus Corona. Trader tampaknya tetap cemas atas potensi krisis kesehatan. Hal itu pula menyebabkan saham di Tiongkok mencatat penurunan terbesar dalam delapan bulan terakhir.

Pasar Bitcoin yang kini kehilangan nilai hingga US$772 atau sekitar Rp10,4 juta, kian memperparah Raja Aset Kripto itu, walaupun masih mendominasi pasar hingga 66 persen.

Bitcoin masih menguat dalam 30 hari terakhir, tetapi masih berisiko untuk melemah.

Hal itu berdampak pula pada sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar, seperti Ether (ETH), Ripple (XRP), Bitcoin Cash (BCH), Bitcoin SV (BSV) dan lain sebagainya. BSV misalnya melemah hingga 8 persen pada siang ini. Sedangkan ETH dan XRP, masing-masing lembek di 2,98 persen dan 3,42 persen dalam 24 jam terakhir.

Walaupun dalam 30 hari terakhir Bitcoin masih dalam tren naik, dalam kondisi ketidakpastian Virus Corona misalnya, pasar setidaknya harus mengantisipasi pelemahan lanjutan hingga US$8.000 (11 Januari 2020) ataupun US$7.700 (10 Januari 2020). Pasar turunan Bitcoin di CME juga bernasib serupa. Di sana Bitcoin jatuh hingga 6 persen hingga US$8.385.

Prakiraan
Namun demikian, secara tekninal belum ada data fundamental sementara yang mendukung penurunan menuju US$7.800, yang bertepatan dengan Moving Average (MA) 200 weekly. Namun, terobosan lebih lanjut di bawah ini, mampu membawa Bitcoin ke dalam pola Descending Channel, yang berisiko jatuh ke US$6.420.

bitcoin, cryptocurrency
Risiko Bitcoin jatuh, tetapi tertahan di atas support US$8.200 | 
Sumber: TradingView.com, Coinbase

Pasar Modal
Situasi terbalik terjadi di pasar modal di Amerika Serikat. Dalam 1 hari, 5 hari dan 1 bulan, Indeks S&P 500 malah tumbuh hijau. Per 23 Januari 2020 misalnya Indeks S&P 500 naik dari dibuka di 3.315 dan ditutup di 3.225. Nasdaq juga setali tiga uang. Sedangkan Dow Jones pun masih menunjukkan kekuatan kendati turun tipis berbanding S&P 500.

ECB
Penurunan Bitcoin juga terjadi pada saat investor sedang menunggu hasil kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) . Bank Sentral menunda penurunan suku bunga bank, karena menilai pertumbuhan ekonomi Uni Eropa masih stabil. Dan juga perjanjian kesepakatan tahap pertama antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Ini membuat pasar agak mereda berspekulasi di pasar modal. [*]

Be the first to write a comment.

Your feedback