Wajah Ganda Kripto (Bagian Pertama)
Uang, Komoditas, Aset Digital, Sekuritas, Token atau yang lain? Semua pemerintah di dunia memiliki ragam klasifikasi terhadap apa yang terdahulu disebut cryptocurrency. Di atas semua itu kami lebih suka menyebutnya sebagai kripto, menghormati basis teknologinya, yakni kriptografi.
Yang pasti kripto saat ini berdefinisi dan berwajah ganda. Jepang dan Jerman percaya diri menggolongkannya sebagai uang. Meksiko dan Derman menganggapnya sebagai aset spekulatif. Namun demikian, klasifikasi itu berbanding lurus dengan aturan-aturan pemerintah masing-masing negara yang dilekatkan kepadanya, hingga akhirnya menentukan kualitas unik masing-masing.
Amerika Serikat: sekuritas, komoditas, properti dan uang
Saking beragamnya wajah kripto, di Amerika serikat sendiri ada 4 kategori kripto, di mana berbeda lembaga resmi, berbeda pula definisinya. Ini terkesan masing-masing entitas organisasi saling berebut pandang “mencuri” perhatian publik sekaligus di situ menemukan cara menggoncang pasar yang sangat spekulatif ini.
Securities and Exchange Commission (SEC), misalnya hingga Juni 2018 mendefinisikan kripto secara umum adalah sebagai sekuritas. Dalam hal ini sekuritas adalah sebuah instrumen investasi, tergantung sejauh mana harapan investor terhadap kenaikan harga entitas investasi tersebut. Pada Maret 2018 misalnya SEC mengumumkan bahwa ada kemungkinana lembaga itu mengatur perdagangan kripto dalam platform sekuritas.
Pada saat yang sama, lembaga lain di Amerika Serikat, yakni Commodities and Futures Trading Commission (CFTC) mengungkapkan bahwa Bitcoin dan kripto lainnya lebih mendekati komoditas yang statusnya setara dengan emas, minyak dan kopi. Ini setara dengan keputusan Bappebti di Indonesia.
Sementara itu pada Maret 2017, lembaga pemerintah AS yang mengurusi perpajakan, yakni Internal Revenue Service (IRS) mendefinisikan kripto sebagai properti yang layak dikenakan pajak. Itu artinya kripto setara dengan rumah atau tanah.
Yang tak kalah membingungkan adalah pernyataan dari Kantor Pengendalian Aset Luar Negeri di bawah Departemen Keuangan AS terkait penerbitan uang kripto Petro asal Venezuela. Pada April 2018 mereka mengumumkan bahwa “virtual currencies” sama hal dengan uang fiat. Oleh sebab itu, kata mereka, penyalahgunaan kripto harus tunduk kepada sanksi ekonomi, yang berdampak pada hukum pidana.
Lain Kementerian Keuangan, lain pula dengan Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN), lembaga yang mengawasi penggunaan uang terkait kejahatan ini menilai kripto rentan disalahgunakan untuk aksi terorisme dan pencucian uang. Dinyatakan para Maret 2013, ruang lingkupnya mencakup perseorangan, organisasi ataupun negara yang membuat, menggunakan, menyalurkan, menukar dan menerima dan mengirimkan kripto harus menerapkan prinsip dan ukuran Know Your Custumers (KYC) dan Anti Money Laundering (AML). Bahwa KYC dan AML mula-mula diterapkan pada penggunaan uan fiat, maka kripto dalam definisi itu dianggap sebagai bentuk uang.
Kendati membingungkan warga dunia dan masyarakat Amerika Serikat sendiri, perbedaan penggolongan kripto difokuskan pada satu hal, bahwa kripto bukanlah uang yang sah yang digunakan sebagai alat tukar barang dan jasa (legal tender). Namun, itu tak menghentikan pribadi dan organisasi dan perusahaan di negeri itu berhenti menggunakan kripto sebagai metode pembayaran.
Kanada, Meksiko dan Amerika Selatan: Komoditas, aset virtual, dan uang
Pemerintah Kanada juga tidak mengakui kripto sebagai uang, tetapi senada dengan Canada Revenue Agency (CRA), yang menganggap kripto sebagai komoditas. Di Kanada, kripto memiliki regulasi cukup khusus, setelah disetujui oleh parlemen pada Juni 2014. Dalam aturan itu kripto disebut sebagai “bisnis layanan uang” dalam konteks memperbarui undang-undang anti pencucian uang. Di pihak lain, pada Agustus 2014, Canadian Securities Administrators (CSA) mengumumkan bahwa Initial Coin Offering sangat terkait dengan penjualan sekuritas.
Meksiko menekankan kripto sebagai komoditas. Pada 1 Maret 2018 pemerintah meloloskan undang-undang untuk mengatur perusahaan-perusahaan di bidang teknologi keuangan, di mana kripto adalah satu satu elemen tambahannya. Penegasan kategori itu sebelumnya disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral Meksiko Agustín Carstens pada Agustus 2017. Katanya, karena Bitcoin dan kawan-kawan tidak diregulasi oleh bank sentral, maka ia lebih cocok disebut sebagai komoditas daripada uang.
Di Venezuela, kripto secara sepihak oleh Nicholas Maduro ditegaskan sebagai uang, yang layak digunakan dalam transaksi sehari-hari. Hingga pada April 2018 pemerintah membuat uang kripto, yakni Petro. Harga Petro sendiri bersandar pada harga satu galon minyak mentah atau gas. Bukan berarti Petro tak mendapatkan cibiran dari Amerika Serikat, parlemen Venezuela sendiri tak menyetujui Petro, sehingga dianggap ilegal. Bahkan Bank Sentral Venezuela tak pernah diminta pertimbangan apalagi persetujuan.
Pada Januari 2018, Brazil, melalui Securities and Exchange Commission (CVM) tak mengakui kripto sebagai aset keuangan, mesti di masa depan Brazilian Revenue Office akan membebankan pajak terhadapnya. Di Cili, Bank Sentral tak mengakui kripto sebagai sekuritas ataupun uang, namun memutuskan akan membuat regulasi khusus soal itu. [Bersambung/vins]