Category: Trading


Setelah MicroStrategy Membeli Bitcoin

Menurut kami, langkah perusahaan raksasa asal Amerika Serikat, MicroStrategy yang membeli 21.454 Bitcoin pada pekan lalu adalah tonggak sejarah penting dalam dunia teknologi blockchain dan aset kripto. Ya, kami setuju langkah itu akan diikuti oleh perusahaan lain, ketika kesadaran dan literasi terhadap Bitcoin semakin pekat.

Read more…

Menakar Peluang dan Risiko Aset Kripto di DeFi

Sektor DeFi alias Decentralized Finance/keuangan desentralistik pada prinsipnya adalah perluasan dari sektor fintech (teknologi keuangan). Perbedaannya hanya pada teknologi yang digunakan dan bagaimana ia diproses: blockchain, smart contract dan aset kripto. Namun ada risiko di dalamnya.

Read more…

Antara Denmark, Jerman dan Bitcoin Itu

Beda negara, beda pula terapan hukumnya, bahkan bisa masuk ke ranah pribadi. Itulah yang terjadi di Denmark baru-baru ini. Pengadilan di negeri itu, pada 2 Desember 2019 memutuskan bahwa Bank Nordea boleh melarang karyawannya untuk membeli dan menjual Bitcoin. Padahal kalau diukur dengan akal sehat, masalah jual beli aset bernilai adalah ranah privat. Artinya siapapun, termasuk perusahaan, sejatinya tidak boleh melarang. Tapi, itulah keputusan hakim.

Read more…

Pakai Blockchain, 3 Negara Ini Kurangi Ketergantungan Terhadap Dolar AS

Saat ini masih banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia, sangat tergantung pada uang dolar AS. Dan ini berlangsung selama puluhan tahun. Selain digunakan untuk perdagangan luar negeri, uang dolar AS juga digunakan sebagai cadangan devisa sebuah negara, guna menjamin kestabilan ekonominya. Tak heran, nilai dolar AS terus tinggi terhadap mata uang negara lain, kendati tingkat inflasi uang dolar itu sendiri sudahlah tinggi. Negara lain mencoba mengatasi itu, salah satunya adalah dengan menerbitkan versi digital mata uangnya, menggunakan teknologi blockchain. Read more…

Modal Rp80 Juta sebagai Validator Ethereum 2.0

Di ajang pertemuan para developer Ethereum di Osaka beberapa waktu lalu, Ethereum dipastikan akan hijrah menggunakan algoritma konsensus Proof-of-Stake (PoS), meninggalkan Proof-of-Work (PoW). Alasannya tentu saja adalah soal keamanan, kecepatan dan efisiensi yang berlipat-lipat yang bisa dicapai dengan metode PoS. Read more…