Category: Saham Hari Ini


Rp138 Juta, Bitcoin Tak Terbendung

Tepat pukul 17.44 WIB hari ini, Jumat, 21 Juni 2019, Harga Bitcoin sentuh harga tertinggi terbarunya, US$9.800 (Rp138 juta). Dengan demikian Bitcoin sukses mencerminkan harga Bitcoin pada 27 November 2017, beberapa pekan sebelum Bitcoin melejit ke US$19 ribu pada 16 Desember 2017. Read more…

Menyikapi Mata Uang Libra Buatan Facebook

Sulit untuk tak menyikapi soal mata uang kripto Libra yang dibuat oleh Facebook-Libra Association, sebab ia sejatinya berdampak global. Ada yang curiga sistem Libra adalah perpanjangan strategi bisnis Facebook berikut segala macam produknya. Namun, di sisi lain itu adalah pembuktian bahwa teknologi blockchain, yang awalnya diterapkan di Bitcoin, sangatlah berguna. Di titik inilah pula mungkin Mark Zuckerberg menjawab pertanyaan ini: seberapa besar adopsi teknologi blockchain. Ya, Facebook dengan lebih dari miliar penggunanya! Read more…

Bitcoin Penentu Cashless Society

Dalam dinamika cashless society, ketika uang elektronik kian mendominasi, titik persinggungan baru pun terbentuk: siapakah yang mengendalikan dan menerbitkan uang? Pasalnya, saat ini adalah era di mana perusahaan dan perorangan dapat membuat mata uang sendiri, semudah yang dilakukan pemerintah. Di manakah peran Bitcoin? Read more…

UTXO dan Akumulasi Bitcoin

Pada Desember 2019 perusahaan riset aset kripto, Delphi merilis laporan lengkap mengenai keadaan terkini Bitcoin. Satu hal yang diulas di dalam adalah perihal keterkaitan UTXO (Unspent Transaction Output) Bitcoin dengan kenaikan harga Bitcoin di masa depan. Read more…

Bitcoin Menuju US$170 Ribu Hanyalah Masalah Waktu

Banyak ulasan dan prediksi soal naiknya harga Bitcoin di masa depan. Analisis teknikal misalnya memang tak selalu benar, tetapi seringkali benar. Setidaknya dengan memiliki data historis di masa lalu, dapat membentuk satu persepsi bahwa harga akan terbentuk kembali di masa depan. Untuk yang satu ini harus ditandai dengan adanya pembelian dalam volume stabil atau menaik. Read more…

CEO Triv: Investasi Bitcoin Lebih Menjanjikan

Saat ini banyak dari generasi milenial melakukan investasi, untuk mengembangbiakkan uang, seperti membuka usaha, membeli emas, reksadana, saham, obligasi dan lainnya. Namun, menurut Gabriel Rey, Pendiri dan CEO bursa kripto Triv.co.id, justru Bitcoin mampu memberikan imbal hasil lebih baik. Read more…

Aset Kripto Rasuki Fidelity Investments

Setelah melalui sejumlah penelitian dalam sejak 2014, Fidelity Investments akhirnya meluncurkan perusahaan baru khusus mengurus aset kripto. Nama perusahaan itu adalah Fidelity Digital Asset. Nama Fidelity Investment bukanlah main-main. Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu berpengalaman di bidang investasi dan jasa manajemen keuangan sejak 1960-an. Seperti biasa, sasaran pasar Fidelity Digital Asset tentu saja dari kalangan institusi bukan individual.

Ini artinya, apa? Ya, tentu luar biasa. Blockchain secara teknologi dan aset digital yang dihasilkannya atau yang bisa disimpan olehnya sudah dianggap sangat penting oleh perusahaan sekelas Fidelity, apalagi sasarannya adalah dari kalangan institusi (bisa perusahaan atau organisasi terkait) yang ingin menyimpan aset kriptonya secara aman. Fidelity Digital Asset tak hanya jual jasa simpan, tetapi jasa menjual aset investor manakala investor ingin menjual dan mendapatkan capital gain yang menggiurkan.

Ini tentu saja ada aspek asistensi dan nasihat investasi, misalnya Fidelity Digital Asset bisa menyarankan investor menjual di bursa tertentu yang harganya lebih tinggi atau diputar ke instrumen investasi kripto lainnya misalnya ETF (Exchange-Traded Fund) alias reksadana yang bisa diperdagangkan di bursa saham atau bisa juga dalam bentuk perdagangan berjangka Bitcoin.

Di balik Fidelity Digital Asset  ada CEO-nya, Tom Jessop yang berpengalaman lebih dari dua puluh tahun di Wall Street. Ia pernah juga menjabat sebagai Managing Director di Goldman Sachs.

Relasi Fidelity dengan teknologi baru sebenarnya sangat erat. Ini dapat ditelusuri dari pengalaman perusahaan ini sebagai salah satu perusahaan di dunia yang menawarkan online trading pada tahun 1993. Pada masa itu Internet masih bayi dan belum menggunakan protokol World Wide Web (www). Dalam pandangan Jessop, Fidelity punya gairah inovasi di setiap langkahnya.

Lalu, satu hal yang unik adalah, Fidelity Digital Asset tidak bergabung di konsorsium seperti R3 yang memiliki produk blockchain sendiri, yakni Corda. Perusahan itu juga tidak berpartisipasi di Hyperledger, perusahaan blockchain yang disponsori oleh IBM. Di sini muncul pertanyaan, apakah kelak Fidelity Digital Asset akan memperluas produknya untuk membuat sistem blockchain sendiri? Masuk akal jikalau dijawab ya, demi memperluas skala bisnis aset kripti di masa depan. []

Edisi Senin Moonday

Kapan “to the moon?” Itu pertanyaan warga di Telegram yang terkadang semakin terdengar “ndeso”. Bagi yang paham, mengetikkan kalimat itu adalah sindiran. Sebaliknya bagi yang newbie, adalah jargon “wajib sebut”, supaya tidak disebut ndeso. Tetapi, apapun ceritanya, kabar baik muncul di pekan lalu, di kala hari ini pasar sedang berdarah, ketika BTC jatuh dari “ketinggian” US$4.139 menjadi US$3.843. Berikut rangkuman kabar sepekan lalu di hari Senin ini, yang bukan monday tetapi “moonday”. Read more…

Blockchain Sahabat Perusahaan Besar

Berdasarkan penelitian Deloitte, 95 persen perusahaan lintas sektor berinvestasi pada teknologi blockchain. Pada tahun ini, sejumlah pilot project itu mulai bergerak dari fase uji coba menjadi layak pakai oleh publik. Goldman Sachs, perusahaan berpengaruh di bidang keuangan dunia, yang sebelumnya ragu (atau mungkin pura-pura ragu) terhadap blockchain, sudah meluncurkan produk investasi kripto pada akhir tahun lalu. Selain itu, sejumlah proyek blockchain dirilis khusus untuk sektor keamanan siber, kesehatan dan pertanian. Read more…

Blockchain Kabar-Kabari

Jikalau Anda memantau rutin perkembangan blockchain akhir-akhir ini, ada banyak sekali perkembangan positif. Berita-berita buruk juga datang beriringan.

Kabar teranyar adalah terkuncinya dana nasabah sebesar US$140 juta di QuadrigaCX, Kanada. Penyebabnya adalah private key untuk mengakses semua wallet di bursa tersebut “hilang” setelah sang CEO dikabarkan meninggal dunia di India. Namun, pihak berwenang di India dan Kanada yang hingga detik ini menyelidiki kasus itu meyakini sang CEO masih hidup dan kini sedang dicari. Otoritas di Kanada mengatakan, bahwa bursa tersebut tidak memiliki izin beroperasi alias ilegal.

Kasus itu memberikan pelajaran bagi kita, bahwa regulasi kripto di sebuah negara harus benar-benar dipahami oleh investor kripto. Peraturan yang dikeluarkan adalah jaminan oleh negara kepada para pengguna terhadap bursa kripto yang digunakannya. Khusus di Indonesia, kini ada beragam bursa asing dan bursa lokal yang berdiri. Namun, Anda harus harus teliti memantau aspek legalnya terlebih dahulu.

Lantas apa kabar positif yang menonjol belum lama ini? Ada banyak, salah satu yang menarik adalah hasil penelitian mendalam oleh Allen Day dari Google tentang blockchain. Hasilnya memang bukan kaleng-kaleng. Pasalnya, ia menggunakan program BigQuery, yakni peranti lunak khusus BigData yang disematkan pada produk cloud milik Google. Tak tanggung-tanggung, hasilnya berlembar-lembar dengan grafis dan angka yang sangat terperinci. Blockchain yang diteliti adalah blockchain Bitcoin Cash, Dash, Dogecoin, Ethereum Classic, Litecoin dan Zcash.

Sementara itu ada omongan dari Bos Besar Twitter, Jack Dorsey. Dia yakin dan percaya Bitcoin akan menjadi mata uang asli Internet di masa depan dengan cakupan yang jauh lebih luas daripada hari ini.

Ya, kita tentu masih menanti perkembangan baik berikutnya, setidaknya mengharapkan kucuran dana investasi blockchain yang semakin besar, sehingga mampu mendorong adopsi blockchain yang maha luas dan maha asyik. []

Read more…